Cara Budi Daya Parkit bagi Pemula
burung parkit |
Burung Parkit pertama kali
ditemukan di Benua Kanguru, yakni Benua Australia oleh seorang ornithology yang
bernama John Gould pada tahun 1740. Burung parkit termasuk bangsa burung
berparuh bengkok. Anatomi tubuh parkit secara umum memiliki leher pendek, tubuh
langsing, mungil, dan memiliki keindahan bulu yang berwarna-warni. Panjang
burung parkit dewasa antara 18 sampai 20 cm, paruhnya kuat, keras, dan sakit
bila mengigit tangan. Menurut jenis burung, parkit digolongkan sebagai burung
hias.
Untuk memulai usaha peternakan
atau penangkaran parkit bagi pemula khususnya, pengetahuan yang harus dimiliki
adalah :
1. Mempersiapkan
sarana dan prasarana
2. Mengenali
karakteristik burung parkit
3. Mengetahui
pakan dan segala permasalahannya
4. Cara
memilih bibit
5. Mengenal
penyakit parkit
6. Pemeliharaan
dan perawatan
Baik mari kita lanjut
kepembahasan poin-poin diatas.
1.
Sarana dan Prasarana
a.
Lokasi
Lokasi pekarangan burung parkit tidak harus membutuhkan
tempat yang luas, manfaatkan pekarangan rumah, misalnya di halaman depan,
samping, atau belakang.
Syarat lokasi yang ideal :
·
Pilih lokasi yang tenang atau jauh dari
keramaian
·
Lokasi yang teduh dan sejuk
·
Akan lebih baik disekitar lokasi kandang
terdapat pohon yang berfungsi penahan matahari langsung.
·
Lokasi harus bersih, jauh dari polusi udara
b.
Kandang
·
Luas kandang
Ukuran panjang 2 meter, lebar 1 meter, dan tinggi 2
meter. Ukuran luas tersebut idealnya diisi 5 sampai 10 pasang induk atau sama
dengan 10 sampai 20 ekor burung parkit.
·
Bahan kandang
-
Papan kayu untuk dinding belakang
-
Kayu ukuran 3 x 5 cm untuk rangka kandang
-
Kawat kasa lubang segi empat diameter 1 cm
-
Asbes gelombang atau genting untuk atap
-
Plastik bening/warna ukuran 0,8 – 0,12 untuk
tutup kandang
-
Engsel pintu, gembok dan lainnya
-
Paku, batubata dan semen
-
Triplek untuk plafon
kandang |
c.
Kotak sarang
Kotak ini digunakan untuk tempat bertelur, mengeram,
dan merawat anakan yang masih kecil. Ukuran kotak sarang panjang 20 cm, lebar
20 cm, dan tinggi 30 cm. Lubang pintu masuk berbentuk bundar diameter 4,5 cm
dan dibawahnya ada tempat bertengger, dasar kotak dibuat cekung yang gunanya
tempat meletakkan telur supaya telur-telur tidak menggelinding atau berceceran.
kotak sarang |
d.
Tempat Pakan dan Minum
Tempat pakan dapat menggunakan bahan dari papan kayu,
triplek, atau plastik yang diletakkan dilantai kandang atau dapat juga
menggunakan penyangga.
tempat makan dan minum |
e.
Tenggeran
Ada berbagai macam bahan untuk tenggeran seperti
ranting pohon, kayu dan bambu.
2.
Pakan
Syarat pakan yang baik dan benar untuk konsumsi burung
pada umumnya dan burung parkit pada khususnya harus memenuhi unsure karbohidrat,
vitamin, mineral, protein, dan air.
a.
Jenis Pakan, pakan utama adalah biji jemawut, millet.
Adapun pakan tambahan adalah Taoge, Jagung Muda, Kangkung, Daun Kemangi, Grit, Vitamin
dan Mineral.
b.
Cara memberi pakan
o
Khusus untuk jewawut, diberikan setiap hari
sesuai kebutuhan
o
Pemberian pakan jewawut dapat dicampur dengan
millet
o
Hindarkan pakan hanya yang disukai burung
parkit, jangan manjakan, pemberian pakan harus bervariasi. Tambahkan pakan
pelengkap agar gizi bervariasi.
o
Pakan jenis sayuran seperti taoge, kangkung, dan
jagung muda serta kemangi diberikan secara bergantian, tidak perlu setiap hari,
cukup 4 – 5 hari sekali.
o
Air untuk minum dan kandang-kandang untuk mandi
burung parkit, diberika setiap hari.
c.
Kebutuhan pakan
Setiap hari, seekor burung parkit dewasa mengkonsumsi
biji-bijian (jewawut atau millet) sebesar 10% dari berat tubuhnya atau berkisar
3 gram.
3.
Bibit dan Pembibitan
Sumber bibit dapat diperoleh dari pasar burung dan
peternak parkit.
a.
Pasar bibit
Membeli bibit burung parkit ke pasar burung merupakan
cara mudah dan praktis, karena burung ada disetiap kota dan daerah, burung
parkit pasti diperjualbelikan disitu.
b.
Peternak parkit
Membeli burung parkit pada peternak yang sudah
berpengalaman, keuntungannya adalah harga lebih murah, mengetahui dengan pasti
asal usul keturunannya dan dapat memilih lebih leluasa.
Kriteria bibit
yang baik adalah :
a.
Seluruh bagian tubuh tampak serasi dan bagus
b.
Kondisi fisik burung tidak terdapat cacat tubuh
c.
Bulu seluruh tubuhnya bersih dan halus
d.
Mata bening dan bersinar
e.
Dubur tidak basah
f.
Umur antara 3 – 4 bulan (dewasa siap kawin)
g.
Gerakannya lincah
h.
Nafsu makannya tinggi
i.
Berasal dari induk yang baik atau unggul
Pembibitan
dapat dilakukan dengan kawin silang, diartikan perkawinan dari dua pasangan
yang satu sama lain tidak memiliki hubungan darah. Bagi para penangkar burung
mempercayai bahwa perkawinan yang masih terikat hubungan darah akan
menghasilkan keturunan yang kurang baik misalnya jumlah keturunan sedikit,
cacat pada bagian tubuh, dan lain-lain. Artinya sebagian bibit diperoleh dari
peternak A dan sebagian dari peternak B, sehingga akan didapatkan indukan dari
keturunan yang berbeda.
Burung parkit
memiliki berbagai macam bulu, ada warna polos (putih atau kuning), ada warna
hijau dominan dan sisik hitam, ada warna biru dominan sisik hitam, putih, dan
ada pula warna abu-abu dominan sisik hitam.
4.
Perkembangbiakan
a.
Masa Berbiak
Ketika masa berbiak suasana kandang menjadi riuh
rendah, si jantan sangat aktif terbang ke sana ke mari mengejar-kejar betina
pasangannya. Pada masa ini, peternak perlu mengenali pasangan tersebut, tidak
sulit dilakukan asal telaten dan sabar sering memperhatikan pasangan tersebut.
b.
Masa Bertelur
Dalam masa peneluran, jumlah telurnya mencapai 4 – 8 butir.
Burung parkit yang baru pertama kali bertelur biasanya hanya menghasilkan 3 – 4
butir. Bertelur tidak secara rutin setiap hari, tetapi ada tenggang waktu
beberapa hari. Waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi telur antara 15 – 18 hari.
c.
Masa Pengeraman
Telur-telur burung dierami oleh induk betinanya selama
17 – 19 hari hingga menetas.
d.
Dari Anakan hingga Dewasa
Dari sejak menetas hingga berumur 40 hari, anakan atau
piyik burung parkit disuapi oleh induknya. Yang perlu dilakukan peternak tentu
saja kualitas dan kuantitas pakan ditingkatkan, disamping pemberian air minum
perlu ditambah vitamin dan mineral.
Sepasang
burung parkit selama satu tahun mampu berbiak enam kali periode atau dengan
kata lain setiap dua bulan sekali berkembang biak. Burung parkit mencapai usia
dewasa antara 3 – 4 bulan. Apabila pertumbuhan normal dan kesehatan baik, umur
lima bulan sudah mulai aktif mencari pasangan yang cocok dan kemudian mulai
bertelur. Burung parkit mencapai usia produktif sampai umur 5 tahun, tetapi
setelah umur 2 tahun kuantitas dan kualitas telurnya semakin menurun. Sebaiknya
setelah indukan (bibit) berumur diatas 2 tahun, lebih baik dijual ke pasar dan
ganti bibit baru, yang dapat diperoleh dari keturunannya.
Perkembangbiakan Sepuluh Pasang Parkit
Dalam 1 tahun
Bibit
|
Bulan ke
|
Jumlah
|
|||||||||||
I
|
II
|
III
|
IV
|
V
|
VI
|
VII
|
VIII
|
IX
|
X
|
XI
|
XII
|
||
10 Pasang
|
40
|
60
|
80
|
60
|
120
120
|
60
|
220 ekor
200 ekor
120 ekor
|
||||||
540 ekor
|
Perkembangbiakan Sepuluh Pasang Parkit
(Tahun ke 2)
Bibit
|
Bulan ke
|
Jumlah
|
|||||||||||
I
|
II
|
III
|
IV
|
V
|
VI
|
VII
|
VIII
|
IX
|
X
|
XI
|
XII
|
||
10 Pasang
|
120
180
120
|
60
|
120
180
180
120
|
60
|
120
180
180
180
|
60
|
120
180
180
180
|
60
|
240 ekor
480 ekor
720 ekor
660 ekor
480 ekor
|
||||
2580 ekor
|
Keterangan :
10 pasang burung parkit akan berkembang menjadi 2.580 ekor (1.290).
Dengan catatan apabila belum dijual.
Nilai rupiahnya = 1.290 pasang x Rp.50.000(harga 2018) = Rp.
64.500.000,00
5. Penyakit dan Kendala lain
Ciri-ciri burung yang tidak sehat
a.
Lubang hidung mengeluarkan cairan
b.
Dubur Nampak basah/mencret
c.
Mata sayu dan sering dipejamkan
d.
Nafsu makan turun
e.
Terdapat benjolan di tubuh
f.
Bulu Nampak kusut
g.
Tidak mampu bertengger
Adapun
jenis penyakit burung parkit dan cara pengobatannya
a.
Mencret, pemberian obat tetracycline sulfadimicine
dicampur dengan air dapat dibeli diapotik
b.
Pilek, pisahkan burung tersebut dan masukkan
kesangkar khusus dan berilah pemanas atau penghangat missal lampu listrik atau
langsung dijemur. Atau bisa diberikan vita tetra chlor.
c.
Berak kapur, berikan flumequne sebanyak 0,5 – 1 gram
ke dalam satu liter air minum, sediakan setiap hari selama 7 hari
berturut-turut.
d.
Cacingan, air minum sebaiknya air matang, untuk
obat berikan vinca atau HK 33 yang dapat diperoleh diapotik.
e.
Bengkak Kaki, bersihkan tonjolan dan diolesi bitadine.
Referensi : Hardi Soenanto, Parkit Budi Daya dan Penangkarannya, Aneka Ilmu 2001
Komentar
Posting Komentar