Khusyuk Dalam Shalat
Seorang sahabat mengadu kepada Rasulullah, bahwa kalau mengerjakan shalat tidak dapat khusyuk sepenuhnya. Seringkali ia masih teringat akan hal-hal lain, termasuk urusan rumah tangga, utang piutang dan sebagainya. “Tidak ada orang yang dapat sempurna dan khusyuk sepenuhnya dalam mengerjakan shalat dari awal hingga akhir.” “Saya bisa, ya Rasulullah,” tiba-tiba Ali bin Abi Thalib menyela. “Betul?” Tanya Rasulullah. “Benar, Rasulullah,” jawab Ali bin Abi Thalib dengan yakin. “Jika memang benar kau dapat sempurna dan khusyuk dari awal hingga akhir, akan kuberikan surbanku yang terbaik sebagai hadiah untukmu,” janji Rasulullah. Kemudian Ali bin Abi Thalib mengerjakan shalat sunnah dua rakaat, terlihat dia mengerjakannya dengan penuh kekhusyukan. Setelah selesai ia ditanya oleh Nabi; “Bagaimana? Kau bisa mengerjakannya dengan khusyuk dan sempurna?” “Pada rakaat yang pertama, saya mengerjakannya deng khusyuk,” jawab Ali dengan muka murung. “Dan pada rakaat yang kedua, ke...