Surga Di Bawah Telapak Kaki Ibu
Al Qomah adalah seorang
lelaki yang tekun dan saleh. Ia suka menolong dan membantu diantara
sahabat-sahabatnya. Dan ia telah berkeluarga, namun belum dikarunia anak. Al
Qomah hidup berdua dengan istrinya, menempati sebuah rumah yang terpisah agak
jauh dengan orang tuanya.
Suatu hari, dengan
tergopoh-gopoh istri Al Qomah menghadap Rasulullah dan mengabarkan bahwa
suaminya sedang sakit keras.
“Ya Rasulullah,
beberapa kali Al Qomah mengalami naza’ tapi tak juga sembuh. Aku sangat kasihan
padanya,” ratap perempuan itu memilukan.
Mendengar pengaduan
istri Al Qomah, Rasulullah merasa iba dan kasihan. Beliau lalu mengutus sahabat
Bilal, Shuhaib dan Ammar untuk menjenguk Al Qomah.
Sesampai di rumah Al
Qomah, para sahabat melihat lelaki itu memang sudah dalam keadaan koma. Bilal
lalu menuntunnya, tapi anehnya mulut Al Qomah seakan-akan terkunci. Berulang
kali dicoba tetapi mulut itu tetap saja tertutup.
Tiga sahabat itu lalu
bergegas pulang dan melaporkan tentang hal tersebut kepada Rasulullah.
“Sudah kau coba
menalqin ditelingannya?”, Tanya Rasulullah.
“Sudah, ya Rasulullah.
Tapi mulutnya selalu terbungkam rapat,” jawabnya Bilal.
“Biarlah aku sendiri
yang akan datang kesana”, kata Rasulullah.
Begitu Rasulullah
melihat keadaan Al Qomah yang memilukan itu, beliau langsung bertanya kepada
istrinya.
“Masih hidupkah orang
tuanya Al Qomah?”, Tanya beliau.
“Masih, ya Rasulullah,
tapi hanya tinggal ibunya saja yang sudah tua renta,” jawab istrinya.
“Dimana dia sekarang?”
Rasulullah bertanya lagi.
“Di rumahnya, tetapi
tempatnya jauh dari sini”, jawab istrinya kemudian.
Tanpa banyak bicara
lagi Rasulullah mengajak ketiga sahabatnya untuk menemui ibu Al Qomah untuk
mengabarkan kepada anaknya.
Tetapi jawaban ibu Al
Qomah sangat mengejutkan Rasulullah dan para sahabat, setelah beliau
mengabarkan bahwa anaknya tengah sakit keras.
“Biarlah dia rasakan
sendiri,” jawab ibunya Al Qomah dengan acuh tak acuh.
“Tetapi dia dalam
keadaan sekarat, Bu? Apakah ibu tidak merasa kasihan kepada anak Ibu?” Tanya
Rasulullah.
“Dia berbuat dosa
kepadaku,” jawabnya singkat
“Ya, tapi maafkanlah
dia. Sudah sewajarnya ibu memaafkan anak Ibu yang tengah sekarat saat ini,”
bujuk Rasulullah.
“Bagaimana aku bisa
memaafkan dia ya Rasulullah, jika Al Qomah selalu menyakiti hatiku sejak dia
mempunyai istri”, kata ibu Al Qomah.
Mendengar ucapan Ibu Al
Qomah, Rasulullah menjadi mengerti apa yang menyebabkan lelaki itu mengalami
naza’ yang cukup lama, itu karena telah durhaka terhadap orang tuanya.
“Baiklah, jika ibu
tidak mau memaafkan dia, maka Al Qomah tidak akan bisa mengucapkan kalimat
syahadat, dan dia akan mati dalam keadaan kafir”, kata Rasulullah.
“Biarlah dia masuk
neraka,” kata ibu itu.
Merasa bujukannya tidak
berhasil meluluhkan hati orang tua itu, maka Rasulullah mencari akal.
“Hai sahabat Bilal,
kumpulkan kayu bakar sebanyak-banyaknya!” perintah Rasulullah kepada Bilal.
“Untuk apa kayu bakar
itu, ya Rasulullah,” Tanya Bilal keheranan.
“Akan aku gunakan untuk
membakar Al Qomah, dari pada dia menanggung sakit lebih lama lagi,” jawab
Rasulullah.
Mendengar perkataan
Rasulullah itu, ibu Al Qomah tersentak. Hatinya luluh membayangkan apa jadinya
jika anaknya dibakar hidup-hidup. Lalu iapun menghadap Rasulullah sambil
terisak.
“Wahai Rasulullah,
jangan kau bakar anakku. Kasihanilah dia. Aku telah memaafkannya apa yang telah
diperbuatnya terhadapku,” ratapnya memelas.
Mendengar hal itu,
legalah hati Rasulullah karena telah berhasil meluluhkan hati seorang ibu yang
telah menaruh dendam kepada anak lelakinya. Beliau lalu mendatangi Al Qomah dan
menuntunnya membaca talqin. Berbeda dengan sebelumnya, mulut Al Qomah lantas
bergerak membisikkan kalimat syahadat dan dzikir seperti yang dituntunkan
Rasulullah.
Al Qomah kemudian
menghembuskan nafasnya yang terakhir setelah fasih mengucapkan kalimat
syahadat. Ia meninggal dengan khusnul khotimah. Jiwanya telah menjadi tenang,
karena telah diampuni dosanya oleh ibu kandungnya. Memang benar, syurga itu
berada ditelapak kaki ibu.
Jangan pernah
sekali-kali mengabaikan ibu.
Sumber : MB. Rahimsyah "Kumpulan Dongeng Anak-Anak Muslim"
Komentar
Posting Komentar