Kumpulan Peribahasa Indonesia beserta Maknanya


Bahasa merupakan alat komunikasi sehari-hari manusia. Sebagai alat komunikasi, bahasa sangat kaya dengan keindahan, mulai dari istilah, peribahasa, hingga bahasa sastra tingkat tinggi. Peribahasa merupakan salah satu keindahan bahasa yang membuat komunikasi lebih menarik, baik komunikasi secara verbal maupun tulisan.

Adapun beberapa peribahasa Indonesia beserta maknanya sebagai berikut:

·         Bagai abu di atas tunggul = Kedudukannya tidak kuat/ Tidak punya kekuasaan penuh.
·         Berdiang di abu dingin = Meminta pertolongan pada orang yang tak bisa menolong.
·         Acap melempar akan jatuh juga =Karena yakin lambat laun akan berhasil juga.
·         Ada gula ada semut = Dimana ada rezeki, disitu banyak orang yang mendatangi.
·         Ada udang dibalik batu = Ada maksud tertentu yang tersembunyi.
·         Tak ada rotan akar pun jadi = Tidak ada yang baik, yang kurang pun jadi.
·      Ada sama dimakan, tak ada sama dicari = Susah senang ditanggung bersama. Setia dalam suka maupun duka.
·        Ada hujan ada panas = Ada baik ada buruk. Ada susah ada senang.
·       Kalau hidup tiada beradat, disitulah tanda kiamat = Kalau hidup tiada aturan dan adab, maka akan celaka dan tidak selamat kelak.
·     Adat bercakap berelok-elok = Berbicara itu hendaklah baik-baik dan dengan adat sopan santun.
·    Membagi sama adil, memotong sama panjang = Dalam mengambil atau memutuskan suatu perkara hendaklah adil, tidak boleh berat sebelah.
·         Adu domba = Menghasut orang berselisih, bertengkat, berkelahi ataupun berperang.
·         Air beriak tanda tak dalam = Pada umumnya, orang yang banyak cakap biasanya bodoh.
·         Bagai menyurat diatas air = Pekerjaan yang sia-sia, karena tak akan membuahkan hasil.
·         Air tenang menghanyutkan = Orang pendiam biasanya banyak pengetahuaannya.
·         Bagai air didaun talas = Orang yang tidak tetap pendiriannya/Mudah terombang ambing.
·         Membasuh muka dengan air liur = Bertujuan ingin memperbaiki kesalahan, akan tetapi malah memperbesar kesalahan.
·         Bergantung pada akar lapuk = Mengharap pertolongan pada orang yang tidak bisa menolong.
·         Hidup bagaikan akar benalu = Orang yang menggantungkan hidupnya pada orang lain.
·       Alah bisa karena biasa = Bagaimanapun sulitnya suatu pekerjaan, jika deikerjakan sungguh-sungguh pasti bisa.
·       Tidur orang alim lebih baik daripada puasa orang jahat = Nasihat orang baik lebih baik daripada  pemberian harta orang jahat.
·         Alur bertempuh, jalan berturut = Pekerjaan hendaknya dilakukan sesuai aturan yang berlaku.
·     Belum beranak sudah ditimang = Menganggap dirinya sudah menguasai padahal masih canggung.
·     Pandang anak, pandang menantu = Sebaiknya jika mencarikan jodoh untuk anak yang sepadan.
·         Angan-angan menerawang langit = Mengharapkan sesuatu yang tak mungkin dicapai.
·         Angin berputar ombak bergulung = Masalah yang sulit diselesaikan.
·         Anggap angin lalu = Peristiwa yang sudah terlupakan.
·         Kabar angin = Berita yang belum jelas.
·         Bagai anjing berebut tulang = Memperebutkan harta warisan.
·         Datang tak berjemput, pulang tak diantar = Seseorang yang mempunyai akhlak yang buruk dan tidak melakukan hal yang tidak semestinya.


Sumber : M.K. Abdullah S.Pd, Kamus Lengkap Peribahasa Indonesia, Pustaka Sandro Jaya, Jakarta 2005.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kenapa Orang Kafir Sebaik Apapun Tetap Masuk Neraka ?

Contoh Pembawa Acara/ Master of Ceremony (MC) Resepsi Pernikahan

Contoh Naskah Pembawa Acara/ Master of Ceremony Pertemuan Wali Murid/ Komite Sekolah