Kumpulan Peribahasa Indonesia beserta Maknanya Bagian 2


Bahasa merupakan alat komunikasi sehari-hari manusia. Sebagai alat komunikasi, bahasa sangat kaya dengan keindahan, mulai dari istilah, peribahasa, hingga bahasa sastra tingkat tinggi. Peribahasa merupakan salah satu keindahan bahasa yang membuat komunikasi lebih menarik, baik komunikasi secara verbal maupun tulisan.

Adapun beberapa peribahasa Indonesia beserta maknanya sebagai berikut:

·        Bagai api makan ilalang kering, tidak dapat dipadamkan = Bahaya yang menimpa seseorang yang tidak akan dapat dihindari lagi.
·    Seperti kayu terapung di lautan = Nasib seseorang di dalam kehidupannya sangat tidak menentu keyakinan yang mudah goyah.
·      Yang tak diarah dapat, yang diarah tak kena = Nasib dari seseorang tidak dapat ditentukan begitu saja, ia harus berusaha untuk menentukan nasibnya sendiri.
·         Arang tercoreng dimuka = Mendapat malu besar.
·         Sudah patah arang =  Tak dapat didamaikan lagi.
·    Asam didarat garam dilaut, bertemu dalam belanga =  Jika memang jodoh, pasti akan bertemu.
·         Sudah banyak makan asam garam = Sudah punya banyak pengalaman hidup.
·      Sudah seas am segaram =  Persahabatan yang tidak akan pernah terpisahkan meskipun ada rintangan dan halangan yang mencoba hendak memisahkan mereka.
·         Tidak ada asap jika tidak ada api = Tak mungkin ada kabar jika tidak ada sumbernya.
·         Awal dikenal, akhir tidak = Tidak menimbang baik buruknya.
·     Asal ayam pulang ke lumbung, asal itik pulang ke limbah =  Kemana pun orang pergi merantau, pasti akan kembali ke kampong halamannya juga.
·         Seperti ayam mematuk anak = Orang tua menghukum anak yang berbuat salah, bukan untuk menyiksa tetapi untuk member pelajaran.
·     Bagai musang berbulu ayam = Orang jahat yang pura-pura baik, karena ada maksud jahat sembunyi.
·         Membabi buta = Mengamuk atau bertindak tanpa perhitungan.
·         Badai reda hujan pun turun = Sudah terlepas dari mara bahaya.
·         Muka badak = Seseorang yang tak punya rasa malu.
·     Hancur badan dikandung tanah, budi baik terkenang juga = Budi yang baik akan kita kenang selama-lamanya, walau orangnya sudah tak ada.
·         Selama hayat masih dikandung badan = Selama masih hidup, kita tak boleh berputus asa.
·    Bukan bunda salah mengandung, salah badan yang buruk pinta = Nasib buruk itu bukan kesalahan siapa-siapa, tetapi memang sudah suratan takdir.
·    Membagi sama adil mengerat sama panjang = Bertindak atau pun memutuskan sesuatu perkara dengan adil dan bijaksana.
·     Bahasa yang bagus tidak diperjual belikan = Seseorang akan dihormati jika budi bahasanya baik.
·         Beban telah terpasang dibahu = Tanggung jawab yang tak dapat dielakkan lagi.
·         Jika tak dapat dibaiki, jangan dipecahkan = Jika tak dapat menyelesaikan, jangan menambah susah.
·    Bukan yang banyak yang baik, melainkan yang baiklah yang banyak = Banyak, tetapi kurang baik tidak seberapa manfaatnya. Sebaliknya meskipun sedikit tapi baik, lebih besar manfaatnya.
·   Jangan mengukur baju orang dibadan sendiri = Jangan menyamakan derajat orang lain dengan diri sendiri,
·     Bak gerah berbaju pula = Bertambah-tambah saja kesulitan atau kesusahan atau penderitaan yang dihadapinya.
·         Induk bala = Sumber mala petaka (biang keributan atau permasalahan).
·         Tidak semudah membalik telapak tangan = Tidak gampang; tidak mudah.
·         Semudah membalik telapak tangan = Terlalu mudah; tidak sulit.
·         Membalik-balik mayat dikubur = Menyebut-nyebut perbuatan orang yang sudah meninggal.


Sumber : M.K. Abdullah S.Pd, Kamus Lengkap Peribahasa Indonesia, Pustaka Sandro Jaya, Jakarta 2005.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kenapa Orang Kafir Sebaik Apapun Tetap Masuk Neraka ?

Contoh Pembawa Acara/ Master of Ceremony (MC) Resepsi Pernikahan

Contoh Naskah Pembawa Acara/ Master of Ceremony Pertemuan Wali Murid/ Komite Sekolah